Friday, April 25, 2008

Liburan Berakhir... Mari Ber-Kartini Ria!

Liburan usai begitu saja, cepat sekali, seperti Shinkansen yang membawaku ke Kyoto waktu itu. (Boong banget, lagian emangnya Kyoto bisa ditempuh dengan Shinkansen?)
Yah, meski hari-hari liburku nggak bermakna (cuma baca ampe mual, nonton, main minesweeper, dan irc: main games di salah satu channel dengan nick "kuroyuri"), tapi dibandingkan hari-hari melelahkan penuh derita di sekolah? Tentu aku pilih liburan nggak bermakna.
Dan coba tebak apa yang menyambutku begitu sampai di gubuk derita itu?
Pembagian nilai mid kimia dan fisika!
Ha, cukuplah untuk membuatku muntah darah. Nilainya butut banget, meski ga remidi, tapi bener-bener deh, kayak vespa tetanggaku yang bobrok sangat tapi setengah mampus di modif.
Lalu, perayaan kartini!
Hohoho, itu berarti kebaya dan sanggul dimana-mana.
Padahal kalau dipikir-pikir, ya ampun, kartini ya kartini. Yang musti kita kagumi adalah cara pikir dan perjuangannya terhadap kaum perempuan, bukan sanggul dan kebayanya, aduh.
Lagian ini Pontianak lho, yang mayoritasnya penduduk Melayu (mm, ga juga kayaknya), kenapa kita harus repot berpura-pura menjadi gadis Jawa?
Dan yang paling konyol adalah lomba Kartini Kartono.
Lomba Kartini, ya, okelah, karena yang dinilai bukan cuma kebaya dan sanggulnya aja. Ini melatih buat siapapun pesertanya yang mungkin suatu saat ikut Pemilihan Putri Indonesia (siapa tahu).
Tapi KARTONO??
Ada apa dengan Kartono, ha, saudara-saudara?
Siapa dia? Cuma nama yang berima sama dengan Kartini dengan huruf 'i' diganti dengan 'o'.
Kenapa harus berlomba menjadi karakter fiktif dengan nama kampungan itu?
Kenapa nggak Lomba Kartini-Einstein, Kartini-Soekarno, Kartini-Toma, atau sesuatu seperti itu, dibandingkan Kartini-Kartono??
Mungkin Kartini-Einstein, Kartini-Soekarno, terutama Kartini-Toma, memang nggak matching dan tentu saja di luar konteks, tapi kalau boleh jujur Kartini-Kartono benar-benar konyol. Bagiku.
Memang susah untuk keluar dari sistem yang sudah mendarah daging.
Lagipula, aku nggak berniat untuk memberontak. Tulisan ini kubuat cuma pengisi waktu senggang, dan bukannya ide awal dari demo pemboikotan "Kartono" atau hal-hal semacam itu.
Dan juga... jujur, aku cukup menikmati Lomba Kartini-Kartono yang ada disekolah.

Terutama jika "dia" yang jadi Kartininya.

1 comment:

  1. emm..
    ide kartini-toma boleh juga..
    haha..
    coba kw bayangkan kartini asli, ma toma asli..
    berdampingan..
    hahahahahaha..
    -vie

    ReplyDelete

What do you think?