Monday, November 19, 2012

Carbonara

Semua bermula dari pesan singkat Aji di WhatsApp selang berapa hari sejak kepulangan saya dari Jakarta: Des, ke Bu Nina, yok!

Sekedar informasi, Aji adalah teman seperjuangan dan sepengangguran yang sama-sama sudah berbulan-bulan tak menginjakkan kaki di kota Pontianak, sedangkan Bu Nina adalah nama sebuah rumah makan ayam penyet yang tersohor karena sambalnya yang luar biasa (contoh keluarbiasaan, saya pernah keasikan nyocol sambel sambil air mata bercucuran dan keluar ingus kayak Bo teman Shin-chan).

Karena sedang nganggur dan laper, saya pun tanpa babibu mengiyakan. Kebetulan memang sudah masuk jam makan siang dan saya juga sudah kangen makanan satu itu. Begonya, kami pergi di jam makan siang, dan saat kami sampai di sana ruko tempat Ayam Penyet Bu Nina berada sudah penuh-nuh-nuh, bahkan kayaknya ada waiting list segala. Gaya banget kan, padahal cuma warung makan biasa. Tukang bakar-bakar ayam yang memang berada di bagian depan udah ngasih kode-kode entah bahasa tarzan atau bahkan semaphore (serius! Pake angkat lengan trus disilang-silang sambil pegang kipas) kalau tempat makannya sudah penuh.


Saya nggak punya Plan B, orang saya cuma nurut aja karena diajak. Kalau nggak jadi paling saya lanjut gegoleran di kasur kayak anemon laut.

Tanpa disangka-sangka, takdir membawa kami menuju Chili and Tomato. Aji sih, memang pengen nyobain tempat makan yang terletak di ruko kompleks Ayani Mega Mall ini, entah karena pengen makan pasta atau karena logo Chili and Tomato mirip lambang Hogwarts. Masalahnya, berhubung kami berdua belum pernah makan di tempat itu, rasa was-was kalau harga makanannya kelewat mahal lalu timbul. Maklum, orang susah.

Akhirnya kami memutuskan untuk masuk saja karena kuliner dalam gedung mal lebih nggak ada yang menggugah selera. Kami disambut dengan waitress yang langsung nyamber, “Maaf, tapi menu steaknya lagi kosong.”

Saya sih lempeng aja soalnya kan saya nggak mampu beli steak suka makan daging.

Nah, intinya kami berdua pesan carbonara yang menjadi pokok postingan kali ini. Berhubung konsep Chili Tomato ini semacam open kitchen, saya jadi tahu kalau ternyata masaknya nggak terlalu lama, dan cukup menggunakan kompor gas dan teflon saja.
sejak awal udah niat mau masukin blog, jadi nekat ambil foto B)
Sekian intermezzo nya. Iya, tadi itu cuma intermezzo. Kalian saya jebak untuk membaca sampai baris ini karena saya mau pamer.... resep. Yes, you heard that right. Resep carbonara. Silakan tepuk tangan sekarang. *digampar teflon*

Banyak teman-teman yang meragukan kemampuan masak-memasak saya. Dibilang cuma bisa masak aer lah, mi instan lah, telor gosong, dll. Mungkin mereka berpikir seperti itu karena penampilan saya yang masih dibawah umur sehingga dikira belum ngerti apa-apa :’)

Saya berniat menampilkan resep karena ingin pencitraan bisa masak berbagi pengalaman memasak makanan yang nggak biasa, sekaligus nggak ribet. Buat yang lagi nganggur di rumah, atau anak kosan yang bosen sama makanan itu melulu di warteg, bisa mencoba karena resepnya sudah dimodifikasi jadi sesimpel mungkin.

Resep Carbonara

Bahan-bahan
• 80 gr fettucine (ini cuma preferensi saya. Bisa menggunakan jenis pasta apapun kok.)
• Daging burger, iris memanjang
• 100 ml UHT milk
• Keju cheddar secukupnya, parut (saya menggunakan kira-kira ¼  blok)
• Margarin secukupnya
• 4 siung bawang putih, rajang kecil-kecil
• Lada
• ½ sdt garam
• Oregano
• Penyedap rasa (optional)

Cara membuat
1. Rebus fettucine dalam air mendidih yang sudah dibubuhi sedikit garam selama kira-kira 10-12 menit. Tambahkan sedikit minyak supaya nggak lengket, kemudian tiriskan.
2. Tumis bawang putih dengan margarin sampai harum, lalu tambahkan daging burger. 
3. Masukkan susu, garam, lada, penyedap rasa, dan oregano secukupnya ke dalam tumisan dengan api kecil, aduk hingga rata.
4. Tambahkan parutan keju, masak hingga keju mencair dan mengental sehingga tercampur sempurna.
5. Tambahkan fettucine, aduk beberapa saat hingga saus karbonara merata.
6. Sajikan di atas piring, taburi oregano di atasnya.

Dijamin enak. Well, at least it’s edible :p

Oh iya, intermezzo tadi ada lanjutannya.
  • Harga seporsi carbonara di Chili and Tomato lumayan terjangkau kok (IDR 25,000) sehingga saya dan Aji bisa pulang dengan selamat.
  • Sepulang dari Chili and Tomato, saya cerita ke Mama kalau saya nggak jadi makan di Ayam Penyet Bu Nina padahal udah kepengen gara-gara rame. Besoknya, Mama saya pulang dari kantor di jam makan siang sambil membawa ayam penyet keramat itu! Isn’t it sweet? :’)

9 comments:

  1. Kangen ayam penyet bu Nina.... Hiks
    Kemaren pulang nda sempat beli... :(

    ReplyDelete
  2. haha, aku belom pernah kesana.
    tapi, untung des ndak kejebak hujan yang (superb) lebat lengkap dengan angin yang (nyaris) membuat motor goyang. :)
    *tragedi sabtu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha itu sih tragis sekali. perlu ditulis di blog ndak ye? tapi suram :))

      Delete
  3. enak kah? blum pernah ke situ' padahal aky pernah tinggal dekat situ' juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh tinggal dmn emang?
      lumayan kok, sekarang juga seringnya rame pdhl tempatnya nda terlalu besar jadi sering nda kebagian tempat duduk haha

      Delete
  4. aye tinggal di Putussibau, tapi kalo ke pontianak tinggal di A YANI II dekat Tunas Bangsa :) jadi pengen ke sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh umayan jauh juga ya di putussibau, saya belum pernah ke sana hehe
      sering ke pontianak ye mba? ntar cobain ajaa :D

      Delete
    2. dulu' saya kuliah.... sekarang sich jarang ke Ponti... yaa kalau ke pontianak ntar aye coba :)

      Delete

What do you think?