Awalnya aku hanya iseng, sungguh. Entah kenapa waktu itu aku sedang ingin membuka dan membaca surat-surat lama yang tersimpan di inbox e-mail. Tentu saja masih tersimpan di sana; bukti-bukti korespondensi aku dan dia selama menjalani hubungan jarak jauh kami yang pertama.
Surat terakhir dikirim olehku, menceritakan perjalanan dua hari satu malam dalam rangka malam keakraban jurusan. Kulampirkan pula beberapa foto hasil dokumentasi perjalanan, dan tentu saja fotoku yang berpose narsis sendirian. Spesial diambil oleh temanku yang berprofesi sambilan sebagai fotografer amatir karena aku ingin dia melihat aku dalam penampilan terbaikku—berharap semoga bisa mengatasi rindu yang terhambat kapabilitas untuk bertemu. Aku menunggu kurang lebih dua minggu demi balasan yang tak kunjung datang, lalu aku mengerti: ia sudah tidak lagi peduli.
Lalu ia meneleponku dan mengemukakan alasan. Katanya hubungan ini tidak berjalan sebagaimana semestinya dan kami lebih baik menjadi teman. Aku jadi teringat suatu waktu di bandara dulu, saat aku memperkirakan apa yang akan terjadi nanti antara kami.... dan kini benar-benar terjadi.
"Nggak apa-apa." Aku tidak tahu harus bicara apa. "Aku memang sudah tahu dari dulu."
Ia tidak pernah menghubungiku lagi sejak saat itu.
Satu hal yang ia tak tahu—dan mungkin aku sendiri pun tidak pernah tahu sampai aku menulis surat gila itu, adalah bahwa aku tidak pernah berhenti menunggu. Bukan, bukannya aku ingin ia kembali padaku seperti dulu, tetapi aku hanya ingin dia pulang. Seperti janjinya dulu, untuk mengunjungiku. Kujadwalkan sebuah pertemuan. Sabtu pagi, di kafe langganan kami dulu sekali. Tanpa disangka, ia membalas. Ia setuju untuk bertemu denganku lagi.
Sampailah aku pada hari ini. Aku mematut diri di depan cermin berkali-kali, meyakinkan diri sendiri bahwa aku terlihat baik-baik saja. Aku sudah memulas bibir dengan lipstik berwarna, ia tidak akan menyadari apa-apa. Sebelum pergi, kupastikan kutinggalkan perasaanku di rumah. Aku mungkin akan melepas rindu pada kotak kenangan favoritku, tetapi tidak siap bila hatiku mengharapkan yang lebih dari itu.
simple but cute
ReplyDeletethanks! :)
Delete