Sunday, January 15, 2012

Survival Report: Izinkan Saya Menikmati Kegilaan Ini

If you care about someone's life more than yours, you either fall in love, or you live a fucked up life.

Relativitas waktu akhir-akhir sangat terasa di hidup saya. Tiga jam di dalam kelas terasa jauh lebih lama dibanding sepuluh jam berada di depan layar. Ah, bahkan dalam tiga jam yang seharusnya sangat singkat itu, sempat pula saya mencuri-curi celah untuk mengintip sejenak ke dunia maya, dan masih belum puas juga.

Obsesi itu sebuah kegilaan. Mendadak kamu tidak peduli pada apapun di sekitar kamu. Mendadak senyum tiga detiknya lebih berharga daripada menikmati makan siang sehingga rela kelaparan sampai makan malam (atau bahkan keterusan sampai besok paginya). Kamar berantakan pun terasa baik-baik saja asal kamu masih bisa dengan nyaman mengawasi setiap gerak-geriknya dari balik batasan tipis antara kita dan dunia maya.

Ah, mungkin hanya saya saja yang menjadi gila. 

"Tumben kali ini bertahan lama. Biasanya sebulan dua bulan kamu udah bosan."

Seandainya kali ini pun saya bisa bosan dalam sebulan dua bulan! Setengah menyesal, setengah bahagia. Saya menjawab setengah hati, "Sebelumnya itu fase pencarian. Untungnya kali ini, cinta sejatinya berhasil saya temukan."

Euwuh, cinta sejati. (Lagi-lagi) seandainya, semuanya bisa berhenti di fase 'jatuh cinta'. Tidak malah upgrade level menjadi obsesi sakit jiwa.

Terima kasih telah menjadi obsesi saya. Terima kasih pula karena secara nggak langsung membuat hidup saya berantakan. Dan terima kasih yang paling tulus karena telah membuat saya menemukan kegilaan ini; saya benar-benar menikmatinya. 

2 comments:

  1. Mblaq Mblaq Mblaq syndrome
    Semoga cepat berakhir
    fufufufu

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangaaan. masih seru.
      enjoy it while it lasts :p

      Delete

What do you think?