Tuesday, December 07, 2010

Jamurnya Oren!

Suatu hari, saya berkeinginan untuk membereskan kamar kosan yang bentuknya udah kayak... ah, saya nggak menemukan metafora yang pas. Bahkan kapal pecah nggak akan pernah terlihat seberantakan ini. Terlalu parah. Saya bahkan hampir ragu kalau saya ini beneran cewek. Wth.

Lalu, ini dia. Saya mengangkut piring-piring kotor yang bertumpuk-tumpuk dibiarkan begitu saja setelah dipakai, di bawah kursi meja belajar yang sekarang beralih fungsi menjadi tempat bertengger baju. Kemudian tumpukan piring-piring, mangkok dan piring serta gelas bertumpuk di bak cuci piring kost-an.
Saya mencuci satu persatu dari yang diletakkan paling atas. Piring yang entah bekas dipakai untuk makan entah apa, bagian dalam rice-cooker berisi nasi yang udah kayak kerupuk saking lamanya dibiarkan mengering, quaker oats yang nggak habis dimakan dan berfermentasi hingga baunya mirip-mirip roti dari bakery... dan, tentu saja, sebuah mangkuk penuh serbuk warna oren.
Saya tercengang. Saya berteriak pada teman saya yang sedang mencuci baju, "Vit, liat deh! Oren!"
Dia lebih tercengang. Vita tidak terkesan. "Iiiih apaan tuh?"
"Kayaknya sih jamur. Jamurnya oren!"
Tiba-tiba segerombolan anak-anak kos yang satu tingkat dibawah saya datang, mungkin mendengar jeritan kebahagiaan saya melihat jamur oren ini, dan erangan jijik Vita, bertanya dengan semangat, "Apa? Apanya yang oren?"
Dengan bangga, saya menunjukkan mangkuk melamin itu. "Liat deh, jamurnya oren! Dan baunya kayak keju..."
Lalu saya habis ditertawakan. Selama beberapa menit yang terasa sangat panjang, saya masih bisa mendengar tawa mereka dari tempat cuci piring, dan kata-kata 'jamurnya oren'.
Sial, saya menyesal menunjukkan jamur oren itu pada mereka.

Dan seingat saya, karena proses cuci mencuci penuh benda-benda menjijikkan itu (kecuali jamur oren; menurut saya, baunya persis banget sama bubuk keju di snek-snek macam Cheetos atau Smax rasa keju. Saya pengen nyicip sebenernya, tapi malu diliatin Vita) saya menghabiskan setengah botol kecil Sunlight milik kost-an. Mmmm, yah, minimal kan saya juga bayar uang kas :D

Karena insiden bau roti dari quaker oats dan jamur oren dari entah makanan apa itu, saya teringat suatu percakapan saya di telepon bersama Mama.

M=Mama, S=Saya

S: Ma, kayaknya sekarang Chi mau pake jasa tukang cuci deh.
M: Oh, iya, bagus deh, kan mama udah bilangin dari dulu. Terus ini kenapa ini tiba-tiba mau?
S: (teringat suatu insiden di sebuah supermarket di dekat kost)* Mmm, pengen aja. Sekarang udah tambah sibuk, soalnya.
M: Tuh kan, kalo ga sempat ya ga usah dipaksain. Emangnya sibuk sekali ya? Mau pake jasa yang ngebersihkan kamar juga?
S: Hah? Nggak lah, Ma, itu sih lebay...

Sekarang setelah dipikir-pikir, jasa pembersihan kamar rasanya boleh juga.

____________________________________________________________________

*Insiden di Supermarket Dekat Kost
berhubung insiden ini sifatnya sangat sensitif dan luar biasa memalukan, kayaknya saya nggak akan menceritakannya di sini.
bagi yang penasaran, bisa hubungi saya lebih lanjut, hahahaha.