Tuesday, October 23, 2012

I Miss You

Sometimes I feel like I'm missing you,
that kind of hurting feeling
like your heart is ripped open
and it keeps beating and bleeding
but nothing could make it any better
other than you.

But then I ask myself,
"do you ever feel even the tiniest bit feeling
of missing me too?"
I realize you probably won't do
oh, what in the world would make you do?
So that is how I,
even though really hard,
manage to stop missing you.

Monday, October 22, 2012

Penyangkalan

Aku menarik napas panjang, berusaha menjernihkan pikiranku yang tiba-tiba saja berkabut, lalu menyetop taksi yang kebetulan sekali sedang menurunkan penumpang tepat di hadapanku. Diiringi lambaian tangan staf hotel, aku membanting pintu taksi dan mengempaskan diri di jok belakang, napas memburu.

Supir taksi menanyakan tujuanku, tapi aku belum sanggup berbicara. Aku cuma memberi isyarat untuknya terus saja, terserahlah ke mana, toh dia juga diuntungkan dengan argometer yang terus berjalan. Selanjutnya aku mengatur napas yang tinggal satu-satu karena dadaku terasa sesak, sakit sekali.

Beginikah rasanya?

Sunday, October 21, 2012

Pengangguran, Pulang, dan Hujan

Berkali-kali sudah saya buka dashboard Blogger, mengklik new entry, pun menuliskan beberapa kalimat di kotak putih di layar itu, tetapi berkali-kali pula saya hanya mengklik save sambil berlalu melakukan hal-hal lain di dunia maya.
Ya... saya memang semalas itu, tidak usah heran.
Padahal banyak hal-hal penting sedang terjadi dalam hidup saya. Mungkin. Sebutlah, kegiatan Capacity Building, Yudisium, dan tentu saja, segel terakhir sebagai seseorang yang mengakhiri status mahasiswa: Wisuda.
Horee saya sudah bukan mahasiswa lagi! -- meski bingung mesti senang atau sedih. Pidato Menteri Keuangan--yang diwakili oleh Sekjen--waktu wisuda kemarin serasa menggugurkan euforia wisuda yang menurut saya memang sejak awal tidak terlalu gimana-gimana karena ada beberapa masalah yang cukup vital dalam pelaksanaannya. 
Ah, intinya... secara teknis, status saya sekarang adalah pengangguran. Walaupun saya lebih suka menyebutnya liburan, ya.

Beginilah saya sehari-hari, akhirnya. Yap; looking cute, typing on the keyboard. *dilempar batu*

Monday, October 08, 2012

Gembel dan Seratus Juta


Pembicaraan ini sudah lama, sudah basi. Harusnya. Tetapi mau tidak mau muncul lagi ke permukaan gara-gara buku angkatan. Saat itu kami sedang kumpul-kumpul di kamar kost-kostan salah satu personil—tanpa formasi lengkap karena personil yang satu lagi sedang sibuk menjemput nyonya besarnya—dan mengomentari beberapa foto di buku angkatan tersebut. Lalu saya terpaksa harus menunjukkan sesuatu, dan komentar itu pun muncullah.

“Hah, serius? Kok bisa?” dan sejenisnya langsung mengalir dari mulut bocah-bocah yang walaupun kurang ajar tetapi sudah saya anggap seperti abang sendiri.

Saya malas menjawab, cuma mesem-mesem sendiri. Entah senang atau sedih, hahaha.

Dan tentu saja, tidak cukup satu komentar. Level penghinaan semakin naik dan naik sampai akhirnya keluarlah kalimat pamungkas itu: “Ibaratnya kayak gembel dikasih duit seratus juta, terus dibuang gitu aja.”

Tawa pun meledak, termasuk dari saya yang ikut-ikutan sumbang suara. Selama lima belas menit kemudian tema pembicaraan masih seputar itu, sebelum bola panas itu saya lempar ke mereka yang saya tuduh belum move-on, maho, dan sebagainya.

Diam-diam, pikiran saya sudah penuh saja.

Gembel? Mungkin. Seratus juta? Mungkin juga. Tetapi mungkin si gembel bukannya bodoh karena membuang duit seratus juta, tapi sebenarnya jauh lebih cerdas, karena tahu duit seratus juta tadi memang ditujukan bukan untuknya. Bagaimana nanti bila ternyata itu cuma duit pinjaman, lalu saat sedang senang-senangnya dinikmati, tahu-tahu sudah terjerat lilitan utang?

Sudahlah. Si gembel lebih baik berberes hidupnya dulu, supaya tidak gembel lagi. Naik level, gitu. Jadi suatu saat, jika diizinkan untuk mendapatkan uang seratus juta atau lebih besar lagi, tidak akan ada lagi yang terkaget-kaget, heran, atau berpikir macam-macam. Karena memang sudah pantas dan sewajarnya diterima, jadi tidak akan dibuang. Tidak lagi. J