Friday, March 28, 2008

Atashi no Namae wa...

Kali ini aku pengen nulis tentang namaku.

Well, namaku Dimas. Bener, setidaknya sampe sebelum aku dilahirkan. Pas aku lahir ke dunia di tanggal yang mana orang-orang picik menyebutnya hari sial (dini hari jumat kliwon, tanggal 13), ternyata aku lahir sebagai cewek dan yah, nama Dimas udah nggak berlaku lagi. Dan berubah jadi nama yang... uh, apa ya, pokoknya, aku lebih suka nama Dimas, dan kalo boleh milih aku pengen nama Sakurano (sok jepang).

Tapi tidak , namaku bukan Sakurano, namaku—ya, namaku—Desy.

See? Simple, familiar, dan begitu pasaran.

Maksudku, ya ampun, berapa banyak sih cewek Indonesia yang namanya Desy? Banyak banget, kan? Segudang nama Desy udah menumpuk untuk menoleh kalo di panggil.

Jadi, misalnya ada yang manggil “Des!”, ga berarti aku harus menoleh, karena bakal ada banyak orang lain yang ikut menoleh seiring dengan keluarnya desisan itu (kisah nyata).

Meski begitu, aku punya alternatif nama panggilan atau nama belakang. Tapi SUMPAH nama panggilan dan nama belakangku malah lebih pasaran lagi!

Kita ambil variabel kelas XI IPA 1 yang sekarang kuhuni. Nama panggilanku Chi, dan kalo Arta teriak Chi dari pintu depan kelas, ada lima orang yang bakalan noleh. Mari buat datanya.

1. Aku. Jelas, dari lahir juga Mama udah manggil aku kayak gitu. Jadi istilahnya aku udah ngebikin hak patennya.

2. Indarci. Gak ngerti, tapi kurasa namanya masih nyambung-nyambung, jadi masih wajar kalo noleh, meski dia gak punya hak paten.

3. Chikita. Sebenarnya namanya lebih dekat ke ‘Chik’, tapi Chi dan Chik cukup mirip, apalagi kalo yang ngucapin orang Melayu.

4. Ridho. Mulai gak nyambung, karena namanya ga ada unsur Chi sama sekali, kecuali huruf i dan h, yang gak kentara. Tapi Arta manggil dia Chidori dan menyingkatnya jadi Chi-chan. Dan mengingat ini bukan kemauannya sendiri, tetapi Arta, jadi aku ga menyalahkannya, tetapi Arta.

5. Albertus. Ini yang paling ga nyambung sejagat raya. Ya, namanya bahkan ga ada unsur c atau h atau i sama sekali (well, sebenarnya aku juga, tapi aku kan punya hak paten). Kenapa dia ngaku-ngaku namanya Chi?

Sekarang liat bagaimana reaksi terhadap nama depanku. (masih menggunakan XI IPA 1)

Arta : Des!

Dan yang menoleh adalah:

1. Aku. Ya, itu nama yang jelas milikku. Ada di akte kelahiran, kartu pelajar sampe SIM. Jangan ada yang coba-coba memarahiku kalau aku menoleh saat namaku dipanggil, karena yang dipanggil kan memang aku.

2. Nesi. Namanya agak mirip kalo didesiskan dan yah, itu ga salah. Tapi misalnya dia masih menoleh kalau namaku yang sebenarnya dipanggil, aku aku akan memberinya cotton bud untuk jaga-jaga.

3. Nyak (beneran itu namanya!!). Agak ga nyambung kalo kita liat nama depannya, tapi nama tengahnya Deska, jadi akan kuberi toleransi karena di rumah dia juga dipanggil Deska. Meski aku lebih suka kalau dia dipanggil Nyak saja.

Nama tengahku Rini. Beberapa teman pernah memanggilku Rini, dan aku tidak menyukai nama itu. Mungkin karena aksen yang mereka gunakan saat memanggilku Rini adalah aksen oom senang,

Nama belakangku, kita bisa ambil nama Tiwi. Tapi tidak, aku ga mau dan ga suka dipanggil itu. Tiwi mengingatkanku akan SD swasta yang bobrok dan masuk siang hari tak jauh dari rumahku, juga pada personel T2 yang binal itu. Meski dia cukup manis, tapi tidak, terima kasih.

Sunday, March 23, 2008

Hanazakari no Kimitachi e

Wuaaaaaaaaaaaahh.....
Aku lagi tergila-gila sama dorama satu ini. Gimana nggak, kalo cast Nakatsu Shuichi nya imuuuuut banget!
Yah, Toma Ikuta-kun emang imut, tetapi itu bukan satu-satunya alasan aku tergila-gila sama dorama ini.
Gimana bilangnya yah, hal-hal dalam dorama ini nih, tolol banget.
Aduuuh,sampe ga tau musti bilang apa. Em, gini deh, aku tulis sinopsisnya dulu:
Osaka Gakuen adalah sekolah khusus cowok-cowok cakep. Ashiya Mizuki, seorang cewek dari Amerika, nekat masuk sekolah ini demi bisa membuat Sano Izumi, orang yang terluka karena menyelamatkannya di Amerika, kembali melompat. Osaka gakuen terdiri dari 3 asrama. Asrama 1 terdiri dari cowok-cowok dojo karate, asrama 2 atletik, dan asrama 3 seniman. Tentu Mizuki memilih asrama 1 dimana Sano tinggal, dan mendapatkan kamar yang sama dengan cowok itu.
Ketololan tampak saat masing-masing asrama bersaing untuk memenangkan lomba-lomba konyol yang diadakan.

Hm... ga spesifik, yah? Tapi itu nggak penting. Yang penting adalah...........


aku


suka


Nakatsu Shuichi-kun!!!!!!!!!!!

Friday, March 21, 2008

Skala Prioritas

Em... judul postingan kali ini agak-agak sok idealis, yah... tapi memang, hal inilah yang sekarang harus kupikirkan dalam kehidupan ekonomiku.
Sebagai manusia, kebutuhan kita emang nggak bisa terpuaskan hanya dengan satu dua barang. Setiap kita dapat satu yang kita mau, maka kita akan berpikir untuk memiliki lima juta barang lainnya.
Yap, setidaknya begitulah yang terjadi padaku. Aku pengen beli sekul Supernova, lanjutan tetralogi Laskar Pelangi, Bartemius Trilogy, The Chronicle of Narnia, His Dark Materials Trilogy (The Golden Compass, The Subtle Knife, The Amber Spyglass), dan banyak banget fiksi best seller yang aku liat di gramedia.
Tapi!!!!
Keuangan terbatas, masalah terbesar bagi seluruh pelajar SMA di seluruh dunia, terutama bagi yang orangtuanya bukan Presiden, Gubernur, walikota, bupati, anggota DPR atau pejabat pemerintahan lainnya, dokter spesialis, eksekutif sukses, atau Managing Director perusahaan multinasional.
Dan tentu saja, itu berarti : aku.
Dengan begitu banyak keinginan, tetapi hanya *piip* ratus ribu sebulan??? Bisa dapat apa aku??
Kadang aku berpikir aku pingin kerja sambilan di sebuah kafe sebagai waitress atau kasir atau apapun terserahlah, tetapi kemudian aku menyadari bahwa hal seperti itu hanya bisa terjadi di Jepang, seperti yang selalu kubaca di manga-manga yang begitu kugilai.
Oleh karena itu, skala prioritas sangat penting bagiku.
Dari semua keinginan yang ada, aku harus menentukan apa-apa yang benar-benar kuinginkan, dan pisahkan apa-apa yang cuma keinginan semu.
Lalu muncul satu masalah.
Dari semua keinginanku tadi, rasanya semuanya benar-benar kuinginkan!!
Haaah... semua ini akan jadi lebih mudah seandainya saja aku putri seorang anggota DPR......